Langsung ke konten utama

Weekend Moral

Seminggu yang lalu, aku ikut acara weekend moral bareng Ratna, Ayu, Setyo, Rosi, Fio di Santikara.. Seharusnya sih tahun lalu, tapi karena faktor x akhirnya ikut yang angkatan ini..
Ratna seneng banget waktu pertama kali ngliat kamarnya, "Waahhh...aku gelem ngekos neng kene!!" karena bersih, luas, dan tertata dengan rapi. Upss!! Kasurnya bisa didorong-dorong..Haha..dasar anak-anak..malah pada mainan kasur dorong..
setyo, rosi, fio baru datang..jeng jeng..
 Karena jam pertemuannya masih lama, kita pun jalan-jalan daaaannnnnnnnn foto-foto...........
aku, ratna, ayu (waktu ngliat ada kaca gede)
upsss!!!!

 
ratna, ayu belajar njemur..



Ada-ada aja pose mereka.. Ayu yang maniak foto emang nggak tahan kalau ngliat kaca ukuran besar, otomatis langsung pose dan jeprat jepret... Kalau Ratna... Hmmm... Pose dia gokil... aneh-aneh dan syeelaaaluuuu begituuu.... ~,~p



Keesokan harinyaa... epreettt... Kita foto-foto lagiii...

fio, ratna, ayu, aku, rosi (setyo??? yang fotoin..)
fio, ratna, ayu, setyo, rosi lagi santaiii.....  
 Tapi sempet juga ngerasa ada kejadian yang ganjil.. ehmm... Apakah ituuuu????

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Jogja Selalu Berbudaya

Memanjakan para pengolah obyek tiga dimensi dalam medium dua dimensi di atas canvas . Bagi kubisme , romantisme dan penganut aliran lain, Parangtritis, Malioboro, pasar Beringharjo, Kantor Pos, Senisono,    Ngasem juga Vredeburg adalah surga eksplorasi imajinasi mereka. Sama halnya dengan para fotografer , engraver , penulis, orang-orang di dunia perfilman, bahkan pembuat lirik lagu. Seni, bentuk  bangunan, pakaian adat, kesamaan bahasa, ruang politik dan keberagaman agama adalah unsur budaya yang dimiliki masyarakat kota pelajar untuk mewujudkan Daerah Istimewa Yogyakarta di Pulau Jawa. Pertumbuhan perekonomian Yogyakarta atau Jogja yang meliputi sektor pariwisata, investasi, industri, koperasi dan Unit Kerja Menengah, perikanan dan kelautan, pertanian, serta kehutanan dan perkebunan diharapkan seimbang dengan kebudayaan supaya seolah-olah hidup, tidak hambar dan kelestarian budaya tetap terjaga. Bahkan kebudayaan mempunyai peranan penting sebagai sarana untuk menggerakkan pere

Marahan sama pacar???

Dalam menjalani sebuah hubungan, tak selalu semulus yang kita bayangkan. Awalnya ni ya sama-sama manis, sama-sama sayaaangggg banget. Tapi kalau udah saling kenal malah tak jarang saling ribut marahan yang karena cemburu lah, telat jemput, salah komunikasi, salah paham, atau mungkin juga karena si dia nggak seperhatian ketika di awal kalian jadian. Hmm... Sebenarnya semua itu wajar, teman... Malah ada yang bilang kalau pacaran nggak marahan itu bagai sayur kurang garam. Wauuww... Iya juga siihh... Aku mengalaminya, tapi ketika marahan, rasanya nggak enaaakk banget. Sumpah deh! Mau gini salah, mau gitu salah, mau gini nggak enak, mau makan nggak enak, kepikiran dia terus (mewek-mewek ala bombay India gitu deehh...). Tapi sebenarnya semua bisa dibicarakan baik-baik. Jangan langsung marah atau pun sedih nangis-nangis kalau si dia lagi nggak sesuai dengan mau kita. Misalnya kita lagi pengin jalan bareng, si dia nggak bisa, jangan langsung ngambek ya teman. Mungkin si dia juga lagi sibuk a

Sunny #2

Tahun ke-dua setelah aku di wisuda, aku bertemu seorang berkebangsaan Spanyol sebagai rekan kerja. C harming ! Ku tahu dari majalah kalau George hampir serupa dengan salah satu yang bersinar di Moto GP, Dani Pedrosa. George selalu memakai kacamata hitamnya diatas kepala seperti bandana yang semakin menyedot perhatian para wanita.             Entah mengapa dan tak juga butuh waktu lama, George menyatakan cintanya. Perasaanku norak sekali waktu itu. Hampir tak percaya menjadi penyatu planet Bumi bagian Indonesia dan Spanyol di antara banyak wanita yang be rotasi mengelilinya. Bintang itu memilih wanita berambut singa dengan kulit sawo matang yang Indonesia banget dan hidung yang tak tumbuh ke depan dengan sempurna. Ya, aku menyadari bahwa aku pesek . Aku juga pendek dan butuh mata ketiga untuk membantu penglihatanku yang kabur. Umur 27 aku dilamar George di depan Daddy dan Ibuk. Orang-orang biasa memanggil “Pak Copernicus” tapi aku lebih suka memanggil dengan sebutan Daddy karena